Back
5 Nov 2013
Li China Tentukan Minimum PDB 7,2%, Peringatkan Terhadap Stimulus
FXstreet.web.id - Perekonomian China akan menjaga tingkat pertumbuhan sebesar 7,2% atau lebih untuk tetap menghasilkan cukup lapangan kerja, kata PM Li Keqiang, yang juga menggarisbawahi bahwa terlalu banyak mengandalkan suntikan likuiditas jangka pendek/stimulus tidak akan menjadi fokus utama karena risiko masalah fiskal yang sama dihadapi oleh zona Euro.
Berdasarkan proyeksi awal, Li mengatakan indikator ekonomi Q3 sejalan untuk memenuhi target tahunan, sementara memperingatkan kebijakan yang lebih longgar harus dihindari, mengatakan bahwa jumlah uang beredar - M2 - berada dalam bahaya CNY 100 triliun, dua kali PDB China.
Menurut Li, yang dikutip oleh MNI, dalam komentar yang dibuat dalam pidato 21 Oktober dipublikasikan Senin: "Kami memiliki terlalu banyak uang di pool. Jika kita mencetak lebih banyak uang, dapat menyebabkan inflasi. Kita semua tahu inflasi yang buruk tidak hanya akan mengganggu pasar, tetapi juga memiliki efek samping yang besar dan menekan kehidupan masyarakat dan bahkan menyebabkan kepanikan."
"Menghadapi kondisi ini kita tidak panik. Kita terjebak pada aturan untuk tidak melonggarkan ataupun mengetatkan likuiditas. Kami memerlukan PBOC dan bank komersial untuk meningkatkan manajemen likuiditas dan menjaga pasokan uang yang tepat tapi kami tidak melakukan pelonggaran likuiditas sebagai akibat dari hal ini. Kami ingin menstabilkan pertumbuhan untuk menjamin lapangan kerja, Li mengatakan, MNI menginformasikan.
Li menambahkan: "Menstabilkan pertumbuhan dapat memperluas defisit dan meningkatkan pasokan uang. Hal tersebut dapat memiliki efek langsung dalam tahun ini tapi kebijakan stimulus jangka pendek tidak berkelanjutan. Perlu ada cukup ruang untuk kebijakan fiskal dan moneter, namun rasio defisit kita sudah 2,1%."
Komentar yang dipublikasikan menjelang pleno ketiga Partai Komunis, yang dijadwalkan akhir pekan ini, dan banyak dilaporkan menjadi pertemuan kunci karena kebijakan ekonomi struktural pada reformasi Cina akan dibahas, termasuk deregulasi dan liberalisasi.
** Ruang Berita FXstreet.web.id, FXstreet.com **
Berdasarkan proyeksi awal, Li mengatakan indikator ekonomi Q3 sejalan untuk memenuhi target tahunan, sementara memperingatkan kebijakan yang lebih longgar harus dihindari, mengatakan bahwa jumlah uang beredar - M2 - berada dalam bahaya CNY 100 triliun, dua kali PDB China.
Menurut Li, yang dikutip oleh MNI, dalam komentar yang dibuat dalam pidato 21 Oktober dipublikasikan Senin: "Kami memiliki terlalu banyak uang di pool. Jika kita mencetak lebih banyak uang, dapat menyebabkan inflasi. Kita semua tahu inflasi yang buruk tidak hanya akan mengganggu pasar, tetapi juga memiliki efek samping yang besar dan menekan kehidupan masyarakat dan bahkan menyebabkan kepanikan."
"Menghadapi kondisi ini kita tidak panik. Kita terjebak pada aturan untuk tidak melonggarkan ataupun mengetatkan likuiditas. Kami memerlukan PBOC dan bank komersial untuk meningkatkan manajemen likuiditas dan menjaga pasokan uang yang tepat tapi kami tidak melakukan pelonggaran likuiditas sebagai akibat dari hal ini. Kami ingin menstabilkan pertumbuhan untuk menjamin lapangan kerja, Li mengatakan, MNI menginformasikan.
Li menambahkan: "Menstabilkan pertumbuhan dapat memperluas defisit dan meningkatkan pasokan uang. Hal tersebut dapat memiliki efek langsung dalam tahun ini tapi kebijakan stimulus jangka pendek tidak berkelanjutan. Perlu ada cukup ruang untuk kebijakan fiskal dan moneter, namun rasio defisit kita sudah 2,1%."
Komentar yang dipublikasikan menjelang pleno ketiga Partai Komunis, yang dijadwalkan akhir pekan ini, dan banyak dilaporkan menjadi pertemuan kunci karena kebijakan ekonomi struktural pada reformasi Cina akan dibahas, termasuk deregulasi dan liberalisasi.
** Ruang Berita FXstreet.web.id, FXstreet.com **